Kemas mengatakan, tanjak sendiri memiliki arti menanjak atau naik, karena tanjak dibuat dengan model naik segitiga tinggi, dan diletakkan di kepala sebagai tempat mulia anggota tubuh. "Tanjak bukan bermakna tanah dipijak, tapi penutup kepala yang dibuat dengan menanjak," ujarnya. Tanjak juga dibuat dengan bahan khusus, bukan songket meteran Tanjak bukan hanya sebuah hiasan kepala untuk sekedar melestarikan budaya, tetapi tanjak membawa pesan moral yang luar biasa bagi siapapun yang memakainya.Karena dalam tanjak ada nasehat dan anjuran supaya orang dapat memanfaatkan segala kemampuannya sesuai pengetahuan yang dimilikinya untuk kepentingan diri dan masyarakat. Sahabat yang budiman! Sebenarnya, tengkolok ada jenis yang berbeza iaitu tengkolok lelaki dan tengkolok perempuan tapi tanjak pulak khas untuk orang lelaki je. Tanjak tak boleh dipakai oleh perempuan sebab ia berlawanan dengan adat Melayu. Rekaan tanjak kena ada 3 syarat - tapak dengan bengkung, simpul dan karangan (solek). Tanjak dikenakan oleh priyai, pembesar, bangsawan, dan tokoh masyarakat pada masa lalu, seperti yang terlihat dalam beberapa sketsa atau lukisan yang menggambarkan peristiwa sejarah di Palembang, termasuk Perang Palembang (1819-1821) dan peristiwa lainnya. 1. Tanjak harus terbuat dari kain Kain yang digunakan tanjak biasanya adalah kaing songket, angkinan, pardo, dan batik. Dari beberapa sumber menyebutkan bahwa tanjak yang terbuat dari kain songket dahulunya hanya dipakai oleh para Priyai atau pangeran atau bangsawan yang mempunyai jabatan tertentu. 2. Harus memperhatikan lipatan tanjak Tanjak sudah ada sejak masa Kesultanan Palembang berkuasa dan dipakai oleh para priyai, pembesar, bangsawan, serta tokoh masyarakat. Bukti keberadaan tanjak bisa dilihat di beberapa sketsa atau lukisan, di antaranya Perang Palembang (1819-1821), peristiwa 4 Syawal atau pengasingan SMB II (3 Juli 1821), Perang Jati (Lahat) tahun 1840-an, Perang Pemerintahan Gambar yang menunjukkan tengkolok yang digunakan dalam tata busana Yang di-Pertuan Agong, yakni Tengkolok Diraja ( bahasa Indonesia: Tengkolok Kerajaan) Tengkolok pada masa lampau biasanya digunakan oleh pemimpin maupun tokoh masyarakat. Maka, sebab itu, tanjak dari negeri lain boleh dipakai di negeri Melaka. Negeri Pahang. Tanjak di negeri Pahang adalah unik dan lain daripada negeri lain. Antaranya Bugis tak balik, cogan daun kopi serta lang menyonsong angin. Negeri Johor. Nama tanjak dikenali sebagai belah mumbak, laksamana Johor Riau, Lubang layar dan tebing runtuh. Negeri Contoh, tanjak yang bernama Lakasmana Melayu Riau, dan Laksamana Trengganu dikenakan oleh Wali Kota, Ketua DPR, dan FKPD. Kemudian, tanjak Todong Layar untuk para pejabat sekretaris daerah dan pejabat eselon 2. Untuk tanjak Tebing Runtuh (tinggi di kanan rendah di kiri) dikenakan oleh pegawai dari golongan 3. Anggota Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohandi mengungkapkan pergantian nama Bandara Kertajati menjadi nama pahlawan Majalengka, KH Abdul Chalim, belum dibahas. xnKBGe.